Jokowi Undang 371 Siswa SMA Taruna Nusantara ke Istana Bogor
Nasional l mimbarpublik.com: Presiden Joko Widodo pagi ini mengundang 371 siswa SMA Taruna Nusantara ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Undangan tersebut dalam rangka silaturahmi Presiden dengan para siswa.
Dalam pertemuan ini, Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Ada banyak hal yang disampaikan Kepala Negara kepada para siswa misalnya perubahan dunia yang begitu cepat. Presiden ingin siswa-siswi SMA Taruna Nusantara bisa merespons perubahan ini.
“Kita tahu keterbukaan medsos yang masuk hampir ke semua negara tidak bisa dibendung, tidak bisa dipagari sehingga terjadi disrupsi teknologi,” kata Presiden di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 4 Maret 2019.
“Kita harus sadar mau tidak mau (medsos) sudah masuk dalam kehidupan kita sehari-hari,” lanjut Presiden.
Misalnya saja saat makan, biasanya orang akan membuka medsos. Lalu saat hendak tidur atau bangun tidur, orang kebanyakan membuka medsosnya.
“Masuk informasi tidak hanya dari dalam negeri tapi juga luar negeri,” ucap Presiden.
*Peranan Perempuan Diakui*
Sementara itu, Ribka pelajar asal Jayapura mendapatkan kesempatan bertanya kepada Presiden. Ia menanyakan ihwal perempuan menjadi pemimpin.
“Masih banyak sekali wanita yang kurang percaya diri untuk menjadi pemimpin. Bagaimana caranya agar mereka berani menjadi pemimpin?” tanya Ribka pada Presiden.
Mendengar pertanyaan tersebut, Kepala Negara mengatakan bahwa peranan kaum perempuan di Indonesia sebenarnya dipandang dalam posisi yang sama dengan kaum laki-laki.
“Di negara kita ini, kita patut bersyukur bahwa kebebasan itu diberikan kepada rakyat, baik itu perempuan maupun laki-laki. Tidak pernah ada yang namanya perbedaan-perbedaan,” kata Presiden.
Dalam pemerintahannya, Presiden Joko Widodo telah memberikan peluang yang besar bagi para “srikandi” untuk berkontribusi dalam membangun negara ini. Setidaknya ada delapan menteri perempuan yang kini menempati pos kementerian di Kabinet Kerja.
“Di menteri, kita memiliki 9 (menteri perempuan). Berkurang 1 jadi gubernur. Sekarang jadi 8 menteri yang sebelumnya hanya 3 atau 4,” tuturnya.
Negara kita bahkan juga pernah dipimpin oleh seorang presiden perempuan. Hal itu menjadi bukti bahwa peranan kaum perempuan sangat dihargai dan diakui.
“Artinya tergantung saudara-saudara sendiri. Tidak ada batasan-batasan di semua pekerjaan,” ujar Kepala Negara.
Terkait dengan pertanyaan Ribka yang mengaku ingin menjadi Menteri Pendidikan, Presiden sekaligus berpesan agar para siswi maupun pelajar berani mengambil peluang. Presiden juga meminta agar para pelajar ini untuk berani berkompetisi dengan lainnya.
“Peluang-peluang ada. Silakan berkompetisi. Silakan bersaing di antara kita. Pengusaha-pengusaha besar wanita juga banyak. Artinya tidak ada batasan-batasan,” ucap Presiden. (:)