MIMBARPUBLIK.COM, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani menyerukan pentingnya dukungan komunitas internasional dalam membantu rakyat Palestina mengatasi pandemi COVID-19, seperti mendapatkan vaksinasi COVID-19.
“Terdapat kebutuhan mendesak untuk membantu rakyat Palestina mengatasi COVID-19, termasuk memberikan akses terhadap vaksin,” kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Senin 18/1/2021
Pernyataan tersebut disampaikan Puan secara virtual ketika menjadi salah satu pembicara kunci dalam acara “Al-Quds brings us together-Together against normalization of relations with the Zionist regime” yang berlangsung di Teheran, Iran, Senin 18/1/2021
Puan menilai, pandemi COVID-19 dapat digunakan sebagai momentum untuk mendesak rekonsiliasi faksi-faksi di Palestina dan rakyat Palestina saat ini bersatu menghadapi pendudukan Israel dan sekaligus mengatasi pandemi COVID-19.
Dia menyerukan kepada semua negara yang hadir pada pertemuan tersebut untuk tetap solid dan terus memperkuat dukungan terhadap Palestina sehingga bangsa Palestina dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Menurut Puan, pertemuan itu bertujuan memberi dukungan kepada Palestina di tengah tantangan baru terkait “Deal of the Century”, “Abraham Accord”, dan rencana aneksasi Israel di Tepi Barat (West Bank), dan normalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara Timur Tengah, serta komitmen membantu penanganan pandemi COVID-19.
Dalam acara tersebut, politisi PDI Perjuangan itu menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina tidak pernah berubah.
Dia menilai, Palestina adalah satu-satunya peserta Konferensi Bandung 1955 yang hingga kini belum merdeka sehingga Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan kemerdekaan rakyat Palestina.
“Saya ingin menegaskan dukungan kuat Indonesia terhadap solusi dua negara dan dukungan terhadap rakyat Palestina untuk mencapai haknya sesuai batas sebelum tahun 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,” ujarnya.
Menurut dia, langkah sejumlah negara melakukan normalisasi hubungan dengan Israel tidak membantu proses perdamaian dan upaya Palestina meraih kemerdekaannya secara penuh.
Dia menilai yang diperlukan saat ini adalah tekanan kepada Israel agar tidak melanjutkan kebijakan unilateral aneksasi dan penjajahannya di wilayah Palestina.
Puan juga mengingatkan perlunya membangun hubungan dengan Pemerintahan AS yang baru untuk mendapatkan dukungan bagi solusi dua negara” sebagai dasar proses perdamaian.
Pertemuan tersebut terdiri dari 2 sesi yang terdiri dari sesi para Ketua atau Deputi Parlemen, dan sesi yang terdiri dari Ketua Komisi Luar Negeri negara-negara yang mendukung Palestina.
Pertemuan diadakan Parlemen Iran dan dipimpin Ketua Parlemen Iran Bagher Ghalibaf. Selain Indonesia, negara-negara yang berpartisipasi dalam acara tersebut antara lain Malaysia, Turki, Iraq, Syria, Pakistan, Algeria, Lebanon, Bolivia, dan Palestina.