MIMBARPUBLIK.COM, Jakarta – Sekretaris Jenderal Jokowi Centre, Imanta Ginting, membantah bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tidak pernah menggunakan buzzer sebagai alat anti kritik pemerintah.
“Itu tidak betul. Presiden Jokowi adalah negarawan dan sosok pimpinan negara yang siap dikritik,” ujarnya, di hadapan wartawan Kamis (11/2/21).
Menurut Imanta, pernyataan Presiden Jokowi dalam perayaan Hari Pers Nasional tanggal 9 Februari lalu menandaskan bahwa Jokowi siap dikritik.
Sebelumnya, lanjut Imanta, Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan telah berulangkali menyampaikan bahwa dirinya siap dikritik demi perbaikan kinerja pemerintah.
Namun, Imanta menghimbau semua pihak agar dalam menyampaikan pendapat senantiasa dipenuhi oleh rasa tanggung-jawab demi kebaikan negeri.
“Jangan membuat dan menyebar ujaran kebencian, provokasi, penghinaan, dan hoax, lalu menganggapnya sebagai kritik. Seharusnya kritik dibangun berdasarkan data objektif, dan tidak berhenti hanya sekedar ungkapkan fakta tanpa tawaran solusi,” ujarnya.
Terkait tuduhan bahwa buzzer anti kritik, Imanta menilai bahwa tuduhan itu kurang tepat. “Bila isi kritik kita masih bisa ditenggelamkan oleh buzzer, dan kritikus masih takut tersandera hukum saat mengkritisi pemerintah, itu berarti bahwa materi kritik yang disampaikan tidak mendasar dan tidak bisa dipertanggung-jawabkan. Mungkin di balik kritik yang disampaikan ada niat terselubung yang bersifat negatif terhadap pemerintah. Malah jika dibutuhkan seharusnya buzzer sangat bermanfaat dipergunakan untuk mensosialisasikan kinerja Dan program Pemerintah,”lanjutnya
Imanta mengingatkan semua pihak untuk menyadari bahwa negara Indonesia menjamin kebebasan berpendapat, sebagaimana diatur di dalam UUD 1945 dan UU terkait. “Mari merdeka berpikir dan merdeka berpendapat. Selamat Hari Pers Nasional,” kata Imanta.
Penulis: Ralian