.
MIMBARPUBLIK.COM, Lingga- Bupati Lingga, Muhammad Nizar sangat serius berupaya membangun Kepariwisataan Bunda Tanah Melayu, dan menjadikan Kabupaten Lingga sebagai tujuan wisata Sejarah dan Religi.
Rencana membangun pariwisata yang sedikit berbeda, dan dinilainya hanya Lingga yang punya potensi tersebut bahkan langsung disampaikan ke Staf Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Ari Juliano Gema, Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Bumi Putra Nusantara Indonesia (ASPRINDO), H. Jose Rizal, MBA, serta Sekretaris Jendral, Ir. Irwansyah, MBA yang hadir di Kabupaten Lingga pada Festival Batu Berdaun Beach yang diselenggarakan oleh RG Peduli Wilayah Kepri berkerjasama dengan pemerintah daerah, di Pantai Batu Berdaun, Dabosingkep, Minggu (27/02/2022).
“Kalau untuk kegiatan-kegiatan sangat sering dilakukan disini (Batu Berdaun). Namun untuk festival baru pertama kali, dan mudah-mudahan dari sini bisa menjadi masukan dan menjadi salah satu perhatian kemenparekraf, semisal masuk dalam kalender pariwisata,” kata dia.
Pemerintah daerah justru saat ini sangat serius dalam upaya membangun pariwisata di Kabupaten Lingga, bahkan terus mendorong adanya terobosan-terobosan terkait pariwisata seperti kegiatan yang terlaksana di Batu Berdaun, atas bentuk kepedulian dari pemuda-pemuda, baik dari RG Peduli Kepri dan pemuda secara umumnya, serta pemerintahan dan masyarakat dalam usaha mengeliatkan pariwisata di Kabupaten Lingga. Karena memang visi kedepan, Kabupaten Lingga harus menjadi daerah pariwisata yang populer, salah satunya menegakkan wisata sejarah, budaya dan religi.
“Usaha kami dalam pengembangan wisata yang tidak ada di kabupaten lain di Kepri. Kalau pantai pengembangan wisata bahari, mungkin sudah ketinggalan selangkah. Ada wisata sejarah dan religi yang begitu sarat, dari peninggalan Kesultanan Riau lingga selama 113 tahun yang pusat pemerintahannya berada di Lingga dan itu wisata yang tidak ada di kabupaten lain” Tutur nya.
“Jujur, kami juga sempat berkecil hati, kehadiran pak menteri beberapa waktu lalu di Pulau Penyengat, dan atas pengakuan pulau penyengat. Namun yang nyatanya induk kebudayaan melayu itu berada di Kabupaten Lingga, dan telah diakui sebagai Bunda Tanah Melayu,” jelas dia dihadapan tamu dari kementerian.
Hal tersebut disambut positif Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Ari Juliano Gema, yang mengapresiasi terselenggaranya Festival Batu Berdaun dengan lancar dan baik.
Dia mengatakan festival atau tamadun bisa dilakukan secara terus menerus, atau menjadi program tahunan daerah. Namun dia tetap merekomendasikan keinginan Bupati Lingga, untuk disampaikan ke Menparekraf, Sandiga Uno.
“Mudah-mudahan, beliau (pak Mentri) dilain kesempatan bisa hadir disini. Namun saya kagum atas kerjasama RG peduli Kepri, dan pemerintah daerah, kegiatan berjalan baik. Dengan banyaknya potensi pariwisata, supaya bisa dikemas dan dilakukan dengan kolaborasi dan ekonomi kreatif, agar tetap terus terlaksana,” kata dia.
Sementara Ketua Umum DPP ASPRINDO, H. Jose Rizal, MBA memperkuat keinginan Bupati Lingga. Dengan visi menjadikan pribumi tuan dinegeri sendiri, pihak ASPRINDO mendukung penuh penggelaran festival Batu Berdaun Beach dengan tagline Mewujudkan Desa Wisata
Indonesia Maju dan Mendunia itu.
Keterkaitannya hadir pada festival ini, adalah mengingat misi mengangkat kembali kejayaan kesultanan kerajaan melayu Lingga-Riau melalui warisan seni budaya, kearifan lokal, pariwisata dan sejarah serta kuliner khas yang perlu di kembangkan.
“Melayu adalah pribumi. Sebagai organisasi pengusaha pribumi, ASPRINDO selalu menaruh perhatian atas segala hal yang terkait dalam upaya mengangkat harkat dan martabat kaum pribumi,” papar dia.
Untuk diketahui, Bupati Lingga hadir melepaskan peserta Run Dabo 7 dan 10 Km, serta turut menyemarakkan Fun Bike bersama keluarga dengan rute dari Lapangan Merdeka, Dabosingkep.(jiprizal)