Memastikan Penyaluran BBM Pro Terhadap Rakyat Kecil di Tengah Gonjang-ganjing Perekonomian Dunia

Irwan Maranatha Siregar S.Pd, Ketua BPC GMKI Medan. (Pribadi)

Oleh: Irwan Maranatha Siregar S.Pd, Ketua BPC GMKI Medan

MIMBARPUBLIK.COM – Pandemi covid 19, adalah momok yang sangat menyengsarakan masyarakat dunia dengan kasus tercatat 491 serta korban meninggal 6.51 juta jiwa ,sejak muncul di awal tahun 2019. Sendi sendi kehidupan pasca muncul nya pandemi ini cukup mengganggu juga kestabilan ekonomi,politik dan merubah banyak budaya.

Hal nyata dapat kita saksikan adalah dampak di bidang ekonomi, data badan tenaga kerja PBB mencatat jumlah pengangguran global resmi melonjak 1,1 persen, atau 33 juta sehingga menjadi total 220 juta orang. Sementara tingkat pengangguran di seluruh dunia sebesar 6,5 persen tahun lalu.
Selain dampak di bidang ekonomi ketenagakerjaan, pandemi ini berdampak pada naiknya komoditas pangan global yang juga berdampak bagi Indonesia.


Perkembangan harga komoditas pangan dan energi yang melonjak karena kondisi global tersebut diantaranya, harga minyak mentah naik menjadi US$ 122,4 per barel, gas alam sebesar US$ 4,9 per Million British Thermal Unit (MMBTU), Crude Palm Oil (Cpo) US$ 1.777 per MT, gandum US$ 486,3 per MT, kedelai US$ 720,6 per MT, dan daging sapi US$ 6,2 per kilogram.


Faktor naiknya harga pangan dan energi global tentu akan berbanding lurus dengan dampaknya yaitu suplay chain melalui transmisi perdagangan baik mikro ataupun makro

Indonesia masih importir energi

Fakta sampai hari ini bahwa Indonesia adalah negara yang masih impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas yang paling banyak diimpor Indonesia dari Rusia adalah besi dan baja, pupuk, dan bahan bakar mineral.


Dari Ukraina, Indonesia paling banyak mendatangkan serealia dengan nilai US$ 946,5 juta. Diikuti oleh besi dan baja (US$ 53,3 juta) serta mesin dan peralatan mekanis (US$ 10,9 juta).


Khusus serealia, Ukraina adalah salah satu pemasok terbesar di Indonesia. Tahun lalu, serealia dari Ukraina menyumbang 23,23% dari total nilai impor komoditas tersebut. Nomor dua, hanya kalah dari Australia.
Data di atas menunjukkan bahwa negara kita , masih sangat ketergantungan dengan harga pasar dunia , sehingga sangat rentan ketika terjadi gonjang-ganjing perekonomian global atau naik turunnya ekonomi global berdampak besar terhadap kelancaran perkembangan ekonomi di tanah air.

Kenaikan BBM konsekuensi mengikuti harga pasar global

Saat ini, harga minyak mentah dunia telah menembus 119 dolar AS per barel. Sedangkan, dalam asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 harga minyak dunia ditetapkan hanya sebesar 65 dolar AS per barel.


Tingginya harga minyak dunia tersebut otomatis berpengaruh terhadap harga BBM. Berdasarkan data Kementerian ESDM, batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 pada Maret 2022 sebesar Rp14.526 per liter, bahkan bisa menembus sampai Rp16.000 pada April 2022.


Dalam beberapa kesempatan presiden Jokowi menyampaikan bahwa sudah menjadi keniscayaan bahwa Indonesia menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dia beralasan, ini dipicu karena kondisi geopolitik internasional dan ekonomi global yang bergejolak saat ini , pernyataan ini sebenarnya cukup di sayangkan sebab, ada wak panjang di masa pemerintahan Jokowi harus nya memperbaiki infrastruktur energi pangan dan energi namun tidak sampai sekarang sehingga terus menahun kita merasakan dampak dari dinamika ekonomi global yang merugikan rakyat pada umumnya.

Upaya yang perlu di lakukan dalam kondisi rill saat ini

Memahami fakta di atas bahwa Indonesia sebenarnya masih ketergantungan dengan impor energi dan pangan, sudah sangat tentu kita sebagai negara melalui pemerintah mengambil langkah serius dalam menanganinya.


Langkah yang sudah di lakukan untuk mengatasi dampaknya adalah dengan penyaluran BLT,BSU dan beberapa jaringan sosial lainnya untuk mengatasi dampak serius kenaikan BBM per 1 April lalu.


Selain itu juga , dalam kondisi ini pemerintah RI harus memastikan tidak ada mafia yang bermain di pusaran masalah ini , sehingga menghasilkan penggelembungan BBM jenis pertalite. Sembari menunggu stabilitas perekonomian dunia yang belum mengarah ke kondisi normal

Kepastian yang diharapkan rakyat kecil

Kenaik BBM jenis Pertamax , jangan lagi membuat kenaikan di jenis BBM lainnya seperti pertalite. Peredaran minyak harus serius di kawal oleh pemerintah sampai pada masyarakat dan SPBU tentunya Sehingga Kelangkaan BBM jenis premium dan pertalite harus di atasi.maka perlu di lakukan 2 hal antaranya

  1. Meminta kepolisian menindak tegas oknum atau institusi yang menimbun BBM Premium dan Pertalite pasca kenaikan harga pertamax
  2. Meminta Pemda /Pemko untuk memastikan distribusi dan stok BBM jenis premium dan pertalite kepada Pertamina Patra Niaga terjaga dan cukup untuk masyarakat

Kedua hal di atas cara yang dibutuhkan rakyat saat ini , ditengah menunggu kepastian harga pangan dan bahan lain nya segera normal, dan gejolak masyarakat tidak meluas sampai pada chaos

Review us!