Mimbarpublik.com – Bengkalis – Melalui program Matching Fund 2022, tim Matching Fund Politeknik Negeri Bengkalis dan BUMDes Kuala Alam menggelar pelatihan wirausaha tetrapreneur untuk memberikan masukan dan wawasan kepada penggiat ekonomi desa Kuala alam terkait mengenai Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur dengan menghadirkan narasumber Ibu Rika Fatimah, ST.,M.Sc.,Ph.D. Program selaku founder dan konseptor gerakan global gotong royong (G2R) Tetrapreneur itu sendiri melalui via zoom.
G2R Tetrapreneur atau Global Gotong Royong (G2R Tetrapreneur) merupakan model wirausaha baru yang dikembangkan oleh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM yaitu Rika Fatimah, ST.,M.Sc.,Ph.D. Program Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur adalah inovasi solidaritas gerakan gotong royong dan wirausaha desa yang bertujuan membawa kearifan lokal Indonesia ke kancah dunia.
Sasaran G2R adalah pedesaan, yang notabene adalah salah satu wilayah yang memiliki keunggulan bersaing yang terintegrasi baik melalui pemerintah, akademisi, pemerintah desa maupun lembaga-lembaga yang berada di dalam desa hingga masyarakat luas.Pada kesempatan ini, Ibu Rika Fatimah menjelaskan bahwa gotong royong merupakan kearifan lokal bangsa Indonesia yang bisa diangkat dalam bidang ekonomi guna memajukan daerah. Lebih lanjut narasumber juga menjelaskan bahwa G2R Tetrapreneur merupakan gotong wirausaha desa berbasis 4 pilar yaitu rantai pasok (Tetra1), pasar(Tetra 2), kualitas (Tetra 3), dan merek wirausaha (Tetra 4). Lebih lanjut ibu Rika Fatimah memaparkan, “Integrasi nilai gotong royong yang ada dengan model tetrapreneur diharapkan dapat menjadi sinergi bagi desa untuk mampu bersaing, bekerja sama, dan beradaptasi untuk terus maju ke tatanan global masa depan.”
Perilaku gotong royong atau saling membantu sudah ada dan dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Gotong royong adalah suatu kepribadian bangsa serta budaya yang sudah melekat dan berakar di dalam kehidupan masyarakat.
Kegiatan ini dilakasanakan tanggal 17 September 2022 secara virtual melalui media zoom meeting, bertempat di gedung pertemuan desa Kuala Alam, peserta dihadiri oleh Pengurus BUMDesa Kuala Alam, UMKM binaan dan masyarakat pegiat wirausaha yang berdomisili di Desa Kuala Alam. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan desa dalam mengelola metode wirausaha berbasis gotong royong dengan metode tetrapreneur untuk menghasilkan produk unggulan desa yang dapat meningkatkan ekonomi desa.
Kegiatan ini sepenuhnya disupport oleh Kegiatan Matching Fund 2022. Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri. Matching fund yang dilaksanakan ini kolaborasi antara Politeknik Negeri Bengkalis dan Bumdesa Kuala Alam sebagai mitra.
Adrian Irnanda Pratama ketua pengusul Matching Fund 2022 Politeknik Negeri Bengkalis mengatakan bahwa metode tetrapreneur ini dinilai sesuai dengan prinsip dan kultur wirausaha masyarakat Indonesia, untuk itu patut diberikan pelatihan dan workshop bagi pengelola BUMDesa, Pelaku UMKM, masyarakat dan stakeholder lainnya tentang bagaimana penerapan G2R tetrapreneur ini agar berhasil. G2R Tetrapreneur diusulkan menjadi salah satu model pemberdayaan masyarakat. Kegiatanya bakal dilengkapi dengan kelembagaan G2R Tetrapreneur.
Sedangkan Rika Fatimah menyampaikan papara berjudul Inovasi Ekosistem G2R Tetrapreneur with You! Rika menjelaskan G2R Tetrapreneur bukan sekadar program pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Namun merupakan strategis menciptakan ekosistem ekonomi yang berdaulat dan mandiri,” tegas Rika. Dikatakan G2R Tetrapreneur memberdayakan kemanusiaan di awal Tetra 1 dan Tetra 2. Tetra 1 atau rantai wirausaha desa merupakan sumber alam yang diwujudkan melalui pemilihan produk unggulan dari masing-masing desa. Sedangkan di Tetra 2 adalah penumbuhan ekonomi melalu pasar yang teredukasi atau pasar non kompetisi.
Selanjutnya, G2R Teterapreneur berinovasi dalam ekonomi gotong royong ikonik. “Tetra 3 atau pasar kompetisi unit G2R Tetrapreneur dan Tetra 4 dapat disebut sebagai akses pasar kebijakan,” tutur Rika. G2R Tetrapreneur mengusung pemetaan detail terhadap jenis akses pasar. Yakni pasar non-kompetisi, pasar kompetisi dan pasar kebijakan. Semua disesuaikan dengan proses bisnis yang berbeda dengan proses konvensional. Proses bisnis G2R Tetrapreneur sangat sesuai dengan bisnisnya Indonesia. Bersama-sama bergotong royong mencapai tujuan yang lebih besar. Proses ini tidak mudah ditiru oleh negara-negara lain. “Gotong royong ikonnya Indonesia,” kata Rika.(Ky)