MIMBARPUBLIK.COM, Batam – Webinar seri ketiga tahun 2021 pada tanggal 29 Juni yang diadakan oleh APLOG Logistics Forum membahas tentang tema “Logistik di Batam Saat Ini”. Webinar ini mendatangkan narasumber Direktur Kepabeanan Internasional Bea Cukai RI, R. Syarif Hidayat, dan Ketua Umum Indonesian National Shipowers Association, Carmelitta Hartoto. Diadakannya webinar ini guna meningkatkan kesadaran kondisi perekonomian di Batam, membahas kekuatan perlogistikan nasional, khususnya di Batam.
Dalam pemaparan R. Syarif Hidayat di webinar kolaborasi logistik nasional Khusus untuk daerah Batam, pemeritah meluncurkan program Batam Logistics Ecosystem (BLE). BLE adalah merupakan bagian pilot project dan bagian dari National Logistics Ecosystem (NLE). Penerapan program BLE diharapkan memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi Batam, peningkatan investasi di Batam, dorongan bangkitnya bisnis galangan kapal, pelayaran dan industri maritim di Batam, pembenahan penyelenggaraan kepelabuhanan Batam, dan menciptakan iklim usaha yang kondusif di Batam.
“Keberadaan program BLE di Batam akan menjadi solusi atas perlogistikan di kota Batam. Proses digitalisasi yang diusung program BLE yang menjadi bagian dari NLE menjadi solusi bagi peneyelesaian masalah biaya logistik yang ada, khususnya di Batam,” Ucap R. Syarif Hidayat.
BLE memiliki fokus area pada business-to-government-to-government (B2G2G) dan government-to-business-to-business (G2B2B), berupa integrasi izin usaha dan izin konsumsi, layanan STS/FSU, dan penerapan Autogate System, serta layanan pemesanan kapal, trucking, warehouse, dan pembayaran. Dalam perkembangan BLE, BLE bertujuan untuk mencapai simplifikasi proses bisnis, perbaikan tata ruang, kolaborasi platform, dan simplifikasi pembayaran.
“Kemajuan ekonomi di Batam akan terjadi dengan meningkatnya investasi. Pemerintah mewujudkan BLE untuk mempermudah investasi dengan memperbaiki ekosistem logistik di Batam.” Tambah R. Syarif Hidayat
Carmelitta dalam pemaparannya menjelaskan bahwa saat ini yang menjadi isu ekonomi yang terjadi di Batam saat ini yaitu pertumbuhan ekonomi negatif dan hilangnya daya asing Batam, industri pelayaran alami penurunan dan Batam bukan lagi menjadi daerah tujuan kapal domestik maupun asing, kinerja industri galangan kapal dalam kondisi kesulitan untuk bisa bertahan, dan pengelolaan kepelabuhanan yang tidak efisien.
“Batam memiliki keunggulan sebagai Free trade Zone, namun belakangan ini keunggulan ini tidak menampakkan suatu output. Menjadi tugas kita, bagaimana cara menjadikan Batam kembali menarik di mata investor. Dengan keunggulan dan fasilitas yang diberikan, jangan sampai Batam kehilangan daya saingnya.” Ucap Carmelitta Hartoto.
Hery Rusdaman, kepala subbagian dukungan teknis Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Batam selaku bagian sub dukungan teknis dari tim BLE menjelaskan tentang capaian yang berhasil dilakukan dalam program BLE.
“Progres terkait BLE saat ini adalah simplikasi proses bisnis berupa STS-FSU, IBOOST, kolaborasi dengan INAPORT, perbaikan tata ruang, kolaborasi platform dengan iTruck, Persero Batam, dan AITI-LOG, dan simplifikasi pembayaran dengan Bank Mandiri. Diharapkan ke depannya akan lebih banyak mitra logistik yang bergabung dengan program BLE.”
Dengan diadakannya webinar kolaborasi logistik nasional, diharapkan akan menjadi solusi atas permasalahan ekonomi yang terjadi di kota Batam, demi memajukan perlogistikan nasional.