MIMBARPUBLIK.COM, BATAM – Batam kembali meraih prestasi gemilang dalam penanganan stunting di Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini terlihat dalam penilaian kinerja stunting tahun 2022.
Walhasil upaya kolaboratif yang luar biasa tersebut membuat Kota Batam berhasil mempertahankan gelarnya sebagai kota terbaik dalam penanganan masalah stunting yang mengancam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hal ini terungkap dalam temu kerja Tim Penanganan Stunting di Kabupaten Benyuasin, Sumatera Selatan, Senin (3/7/2023).
Atas pencapaian tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam Nuryanto S.H., M.H. mengapresiasikan dan mengucapkan selamat atas penghargaan yang telah diraih Kota Batam. Dan berharap apa yang sudah dicapai tersebut, bisa semakin dipertahankan bahkan ditingkatkan.
“Saya mewakili DPRD Kota Batam mengucapkan selamat kepada Pemerintah Kota Batam atas penghargaan yang sudah diraih. Dan kinerja ini, kiranya dapat dipertahankan bahkan terus ditingkatkan penanganan masalah stunting di Kota Batam dapat dilaksanakan dengan integrasi dan kolaborasi ya baik,” tegas Politisi PDI Perjuangan ini.
Pria yang akrab disapa Cak Nur ini juga menegaskan bahwa masalah kekurangan gizi di Indonesia termasuk dalam kategori cukup tinggi.
“Masalah gizi kurang masih menjadi perhatian utama di berbagai negara, terutama Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 angka prevalensi stunting Indonesia sebesar 30.8%” terangnya.
Untuk itu, perlunya penanganan stunting kiranya perlu dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi sehingga bisa menghasilkan generasi yang baik.
“Anak Indonesia, khususnya Kota Batam sebagai masa depan bangsa harus sehat, cerdas, kreatif dan produktif. Jika anak-anak terlahir sehat, tumbuh dengan baik dan didukung oleh pendidikan yang berkualitas maka mereka akan menjadi generasi yang menunjang kesuksesan pembangunan bangsa,” terang Cak Nur.
Sebagaimana diketahui, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah menobatkan Ketua DPRD Kota Batam Nuryanto, sebagai kakak asuh pencegah stunting untuk Kota Batam.
Untuk itu, sebagai Kakak Asuh permasalahan stunting ini sudah cukup fenomenal. Jika dipresentasikan di seluruh Indonesia mencapai 20 persen dan Kepri mencapai 15 persen. Dan ini merupakan pekerjaan yang melibatkan banyak orang dan juga menjadi tanggungjawab bersama.
“Jadi bukan tugas pemerintah daerah saja, namun juga menjadi tugas kita dalam sisi kemanusiaan. Saya yakin dan percaya jika kita kompak dan guyup maka hal ini bisa diatasi dengan baik oleh Batam,” tegasnya.
Dan sebagai wakil rakyat dan pribadi, tambahnya, pihaknya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kepedulian sesama terhadap pencegahan stunting, dan mudah-mudahan ini menjadi awal yang sangat baik dan mampu menjadi motivasi bagi masyarakat yang lain.
“Dan ini menjadi tanda kepedulian kita bersama. Karena ini menyangkut kemanusiaan dan kebaikan. Dan tentunya kita harus bergerak bersama-sama antara Pemerintah Daerah, masyarakat dan seluruh kader yang ada. Apa yang kita lakukan dan komitmen bersama ini, mudah-mudahan bisa menjadi sinergitas yang baik dan menjadi amal yang baik. Sekaligus menjadi awal yang baik. Dengan kebersamaan ini, mudah-mudahan melalui pencegahan angka stunting di Kota Batm bisa terus menurun. Sekali lagi saya ucapkan selamat atas pencapaian yang sudah diraih Kota Batam,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penanganan Stunting Kota Batam, Amsakar Achmad mengungkapkan kegembiraannya atas capaian ini.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur bahwa upaya kita bersama dalam penanganan stunting terus membuahkan hasil yang positif. Ini menunjukkan komitmen dan kerjasama yang solid dalam melindungi generasi muda Kota Batam,” ujarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kota Batam telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk mengurangi angka stunting di wilayahnya.
Beberapa langkah yang diambil meliputi peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang, pemberian makanan bergizi pada balita, dan pembinaan serta pelatihan bagi kader Posyandu dan kader kelurahan siaga.
“Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, pencegahan stunting menjadi prioritas utama pemerintah. Kerja sama erat antara berbagai pihak terkait telah berhasil memperkuat langkah-langkah pencegahan stunting dan memberikan hasil yang sangat positif,” ucapnya.
Melalui kerjasama yang solid dan inisiatif yang berkelanjutan, diharapkan stunting dapat dikurangi secara signifikan, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang dengan potensi maksimal, menjadi generasi penerus yang tangguh dan berkualitas.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Kota Batam untuk Bersama-sama gerakan penanganan stunting. Dengan kerja sama kita semua, kita dapat mengurangi angka stunting dan memberikan masa depan yang cerah bagi generasi mendatang,” tutupnya. (***)
Sumberdtaknews
Adapun hasil penilaian kinerja lokus stunting tahun 2022 di Kepri sebagai berikut :
a. Peringkat I : Kota Batam
b. Peringkat II : Kabupaten Bintan
c. Peringkat III : Kabupaten Natuna
d. Peringkat IV : Kabupaten Karimun
e. Peringkat V : Kabupaten Lingga
f. Peringkat VI : Kota Tanjungpinang
g. Peringkat VII : Kabupaten Kepulauan ANAMBAS.