MIMBARPUBLIK.COM, Siak- Buku Kisah Permaisuri Kerajaan Siak Tengku Maharatu’ sebanyak 191 halaman itu, ditulis oleh Datuk O.K Nizami Jamil resmi diluncurkan pada Minggu (15/10/2023) lalu, di Gedung Tengku Mahratu, Kota Siak Sri Indrapura.
Buku tersebut berisi tentang sejarah perjuangan seorang permaisuri Sultan Syarif Kasim II Kerajaan Siak, bernama Tengku Syarifah Fadlun atau bergelar Tengku Maharatu.
Penulis buku Kisah Permaisuri Kerajaan Siak Tengku Maharatu, Budayawan Riau Datuk O.K Nizami Jamil mengatakan ia menyusun buku ini, saat pandemi Covid-19 melanda. Selama 3 tahun buku Kisah Permaisuri Kerajaan Siak Tengku Maharatu akhirnya selesai ia susun.
“Saya menulis buku ini, untuk memberikan penjelasan terkait sejarah tentang kehidupan Permaisuri Tengku Maharatu. Bukan Mahratu tapi Maharatu. Sumber tulisan, dikutip dari kata atau kalimat pribadi tengku maharatu dari masa kecil sampai ia menjadi permaisuri Sultan Syarif Kasim II. Sumber lain di dapat dari orang tua saya O.K Muhammad Jamil yang merupakan sekretaris pribadi merangkap sebagai ajudan sultan siak, serta dari catatan tertulis dari sahabat tengku maharatu, dan beberapa sumber lainnya”, jelas Sastrawan asal Riau itu.
Datuk O.K Nizami Jamil juga menjelaskan isi buku yang ia tulis tentang perjuangan tengku maharatu saat mendampingi Sultan Syarif Qasim II sebagai permaisuri dalam mempertahankan Kemerdekaan RI masa itu. Pada tanggal 17 Oktober tahun 1945, Sultan Syarif Kasim II didampingi Tengku Maharatu sebagai permaisuri, disaksikan pembesar kerajaan dan rakyat kerajaan Siak.
“Sultan Siak menyatakan bergabung dan mendukung kemerdekaan NKRI, namun tanda kutim bukan “menyerah” ya, diikut berjuang mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di bawah pimpinan Soekarno – Hatta. Sosok Tengku Maharatu salah seorang wanita yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan RI di Kabupaten Siak,”kata Dia.
“Karena bendera yang dinaikkan di halaman Istana Kerajaan Siak saat Indonesia merdeka, benderanya dijahit Tengku Maharatu. Bendera tersebut bendera Belanda yang dikoyak, disobek, dan dibuang warna birunya. Karna pada masa itu, tidak ada kain berwarna merah dan putih di Siak Sri Indrapura” jelas mantan ketua MKA (Majelis Kerapatan Adat) Lembaga Adat Melayu Riau itu.
Saat ini, bendera tersebut disimpan sebagai benda peninggalan sejarah di Istana Asserayah Hasyimiah yang dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Bupati Siak Alfedri mengapresiasi dan menyambut baik terbitnya, buku Kisah Permaisuri Kerajaan Siak Tengku Maharatu karangan Datuk O.K Nizamil Jamil. Ia berharap buku ini menjadi rujukan sejarah kesultanan Siak, masyarakat dan generasi muda yang ada kabupaten Siak.
“Atas nama pribadi dan pemerintah kabupaten Siak, menyambut baik atas di selesaikan ya penulisan buku berjudul Kisah Permaisuri Kerajaan Siak Tengku Maharatu. Semoga dengan adanya buku ini, akan menjadi referensi dan catatan sejarah bagi Pemerintah Kabupaten Siak, masyarakat maupun generasi penerus di masa yang akan datang”, ucap Alfedri.
Dari ringkasan cerita yang ada di dalam buku kisah permaisuri kerajaan siak tengku Maharatu selama mendampingi sultan Siak, banyak kisah-kisah menarik yang layak di simak, bagaimana perjuangannya, dan motivasinya masa-masa transisi kerajaan Siak bergabung ke NKRI.
“Tadi dijelaskan oleh Datuk O.K Nizamil Jamil, bahwa di dalam bukunya diceritakan bahwa Permaisuri Tengku Maharatu yang mendampingi Sultan Siak ke 12, yakni Sultan Syarif Kasim II dari tahun 1930 sampai tahun 1950,” jelasnya.
Alfedri berharap, kisah permaisuri sultan siak ini, menjadi spirit dan motivasi bagi generasi muda, selaku penerus dalam mengisi pembangunan di Kabupaten Siak pada masa akan datang.
“Diharapkan semangat tersebut menjadi landasan kita untuk terus membangun Kabupaten Siak lebih baik dan maju. Meskipun baru berusia 24 tahun, sudah banyak perkembangan dan kemajuan Kabupaten Siak, dan itu tidak terlepas dari peran pemimpin terdahulu di masa-masa Kabupaten Siak berdiri hingga saat ini”,sebut Alfedri.
Peluncuran buku Kisah Permaisuri Kerajaan Siak Tengku Maharatu itu dihadiri Wakil Gubernur Provinsi Riau Brigjen TNI (Purn) H. Edy Natar Nasution, Dewan Pengurus Harian Lembaga Adat Melayu Provinsi Riau, Wakil Bupati Siak Husni Merza, Sekretaris Daerah Kabupaten Siak Arfan Usman, Unsur Forkopimda Kabupaten Siak.(dharma/inftrl)